Hai mahasiswa konservasi sumberdaya hutan yang sudah siap skripsi! Pendaftaran pemilihan laboratorium sudah dibuka lho..cek jadwalnya dengan teliti ya.
Berita
Hai mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan! Sudah siap ikut praktek KSDH? Yuk segera daftar pada praktek KSDH Gelombang 2…jangan sampai terlambat ya, cek timelinenya dengan cermat pada informasi berikut.
Bagi mahasiswa KSDH tidak perlu cemas tidak perlu ragu karena selama #dirumahaja tetap bisa melanjutkan skripsi. Bagaimana prosedurnya, bisa dicek pada infografis berikut. Tetap sehat, tetap produktif, tetap semangat!
Menindaklanjuti Surat Edaran Rektor Nomor: 1733/UNI.P.I/SET-R/KR/2020 tentang KEBIJAKAN PROSES PENDIDIKAN, PENGAJARAN, DAN KEMAHASISWAAN DALAM RANGKA PEMBATASAN MAKSIMAL KEGIATAN DI KAMPUS PADA MASA TANGGAP DARURAT COVID-19-II tertanggal 1 April 2020, serta edaran Ketua Program Studi S-1 Kehutanan UGM tentang PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM RANGKA PEMBATASAN MAKSIMAL KEGIATAN DI KAMPUS PADA MASA TANGGAP DARURAT COVID-19 PRODI KEHUTANAN SEMESTER II TAHUN AKADEMIK 2019/2020 tertanggal 8 April 2020, dengan ini Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan menyampaikan informasi dan memberlakukan beberapa Prosedur Pelaksanaan Skripsi Minat Konservasi Sumber Daya Hutan pada Masa Tanggap Darurat COVID-19.
Keintiman hubungan antara kehidupan manusia dan lingkungan alam memengaruhi kesehatan fisik dan mental manusia. Hal ini telah berakar evolusi yang dalam dengan segala kompleksitas dan keragamannya. Manusia senantiasa menjalin hubungan dengan alam (hipotesis biophilia), termasuk satwa liar dan hewan kesayangan. Celakanya manusia telah merubah bumi dengan radikal pada abad XXI. Terjadi pula bencana alam, cuaca ekstrem, global warming, dll. sehingga sebagian makhluk hidup punah dan digantikan kehidupan lainnya. Kini pemikiran manusia mengalami kemajuan seperti menjadikan konservasi keanekaragaman hayati bukan lagi konsep abstrak, namun menjadi kebutuhan nyata manusia. Untuk itu, inovasi metodologi konservasi satwa liar diperlukan untuk menyelesaikan tantangannya yang begitu berat. Dalam hal ini, konservasi satwa liar selalu menekankan pada keseimbangan kepentingan antara kelestarian populasi satwa liar sebagai target pengelolaan, jenis yang berasosiasi serta habitat di satu sisi dan kepentingan manusia di sisi lain. Dengan demikian, konservasi satwa liar, sebagai ilmu sekaligus seni, mampu meramu berbagai disiplin ilmu dan berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan.
Hutan gambut merupakan suatu ekosistem unik yang menjadi habitat dari berbagai flora dan fauna sehingga ekosistem tersebut mempunyai peranan vital dalam mempertahankan keanekaragaman hayati. Sayangnya, peranan tersebut semakin terancam seiring dengan tingginya gangguan yang terjadi di hutan gambut seperti penebangan, kebakaran, dan alih fungsi lahan. Upaya konservasi terhadap hutan gambut menjadi dibutuhkan agar ekosistem tersebut dapat mempertahankan fungsinya.
Jangan sampai tidak update ya! Berikut jadwal Praktek KSDH Januari 2020 untuk Kloter 1
[INFO KULIAH UMUM]
Akan diadakan kuliah umum “Peatland Forest Ecology and Wildlife Conservation in Kalimantan” yang akan disampaikan oleh Mark E. Harrison, Ph.D. (Co-Director Borneo Nature Foundation, Honorary Visiting Fellow, University of Leicester).
Denpasar (8/10) Sejumlah 14 dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan (KSDH) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada mengunjungi Balai Pengendalian Perubahan Iklim & Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) JBN (Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) dan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai.
Wildlife Conservation Centre (WCC) kembali mengadakan talkshow dengan topik tentang penelitian tingkat akhir bagi mahasiswa di Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar, Fakultas Kehutanan, UGM, Kamis (27/9/2019). Talkshow ini diadakan untuk memotivasi mahasiswa agar mempunyai keinginan untuk melakukan penelitian akhir atau biasa disebut skripsi dengan usaha yang lebih tinggi daripada mahasiswa pada umumnya, karena akhir-akhir ini banyak mahasiswa yang hanya ingin sekedar lulus dari bidang masing-masing. Bagi mahasiswa kehutanan ada banyak pilihan melakukan penelitian akhir, salah satunya dengan menggunakan data sekunder dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non-Government Organization (NGO). Namun, tidak mudah untuk melakukan penelitian akhir bersama NGO, karena harus membagi waktu antara penelitian akhir dan kegiatan dari NGO.